Saturday, March 3, 2012

Family

Gue berasa asing di rumah gue sendiri sekarang.
Semua keadaan sudah gak seperti dulu. Sudah hampir gak ada gelak tawa.
Gue pun terbawa asing sendiri. Gue ngerasa tambah hidup ini sendirian.
Lahir sendirian dan mati pun sendirian.
Gue yang sibuk ngurusin kuliah. Berangkat lebih awal karena rumah gue cukup jauh dari kampus. Berusaha sendiri. Apa-apa tetap sendiri. Dari kecil pun gue serba sendiri. Kesepian. Walaupun pulang kuliah siang tapi tetep aja sampe ke rumah itu sore. Waktu matahari sudah tidak kuat dengan sinarnya. Hujan dan langit yang mendung yang hampir selalu menemani.
Pulang kerumah pun gue Cuma keluar kamar untuk mandi dan makan. Gue juga sibuk ngurusin tugas-tugas kampus yang makin hari makin tak terhitung.
Mama. Bukan sosok wanita yang gue kenal lagi. Gue tau dia gak begitu bahagia sekarang. Mungkin karena luka lama yang sudah terlalu lama dia pendam. Dan sekarang dia tidak bisa menutupi nya lagi. Dengan sikap bokap yang makin hari sering marah-marah. Gue sering melihat mereka bertengkar didepan mata gue sendiri. Disaat kakak gada dirumah dan gue harus memeluk ais supaya tidak mendengar kata-kata kasar yang dikeluarkan mereka berdua. Gue gaktau apa yang terjadi sebenarnya antara mereka berdua.
Kalau gak kuat menahan itu semua gue sering nangis dikamar dan besok paginya mata gue gabisa dibuka saking lengketnya dengan air mata. aGue memang yang paling cuek dan pendiam di rumah. Tapi bukan berarti gue gak tau apa-apa tentang perasaan-perasaan mereka. Gue lebih bisa merasakan itu semua.
Mama juga sama. Berangkat pagi pulang sore. Mama jarang masak sekarang. Lebih suka membeli makanan diluar. Kalau hari libur kuliah, mie instan cukup jadi sarapan pagi kemudian gue menunggu mama pulang di sore hari.
Mbap (itu panggilan buat bokap dari dulu). Angkuh dan ya bisa menebak sendiri bagaimana sifat laki-laki yang sudah berkepala 5. Dari dulu pun begitu. Gue ga begitu tau watak nya seperti apa. Gue punya hampir setengah sifat yang sama dengan bokap. Pendiam, cuek dan jutek. Hehe. Menakutkan. Tapi gue juga punya hati dan perhatian yang tulus itu sifat dari mama. Bokap hampir seperti ATM. Gue ketemu dia hanya untuk minta uang kuliah, tugas, dan beberapa acara lainnya. Dari dulu pun begitu. Tapi bokap yang selalu mendukung gue soal fotografi. Gue tau gue banyak mengecewakan dia. Banyak sekali. Gue gamau terlalu banyak bikin kecewa dia. Gue sayang banget sama dia. Sayang.
Dengan gue masuk jurusan Akuntansi dikampus. Gue mungkin bisa bikin hati dia sedikit senang. Karena dari dulu mbap sama mama selalu pengen gue masuk jurusan ini. Karena memang gue dari IPS. Iya gue tau, memang gaboleh memaksakan yang gak kita sukai. Tapi gak apa-apa kok. Gue rela mesti berkorban sedikit dan mengkorbankan apa yang sebenernya gue pengen. Demi mereka berdua. Ini juga demi kebaikan gue kok.
Kakak gue. Jarang pulang kerumah. Karena sibuk dengan skripsinya. Iya dia ada di jatinagor. Sesekali pulang kerumah. Dirumah juga dia sibuk sama skripsinya. Gue juga hanya sesekali ngobrol dengan dia.kadang kalau memang ada waktu kosong kita suka belanja bareng. Itu juga kadang-kadang. Dia juga begitu lulus katanya mau melanjutkan kuliah dia prancis. Sesuai dengan jurusan kuliahnya. Dan bekerja disana. Doakan saja. Mungkin itu yang dia inginkan. Gue gak kebayang setelah dia pergi. Keadaan rumah seperti apa ya? Mungkin gak lama dari itu dia menikah dan berkeluarga. Sementara yang dijadikan kakak tertua di rumah ya gue.
Adik gue, ais. Mulai sibuk dengan kegiatan bola bola bola dan bola. Gue terkadang sering kasian ngeliat dia belajar terus-terusan. Bokap terlalu menekan dia. Yang ada dikepalanya hanya belajar dan sepak bola. Tapi gue akui dia paling care sama gue. Masih kecil tapi dia udah memperlihatkan dia akan menjaga keluarganya. Setiap gue keluar jalan-jalan atau dimana pun gue selalu inget dia. Gue selalu pengen beliin dia sesuatu. Entah itu makanan, baju, atau mainan. Setiap gue melihat temen-temen cowok atau cowok-cowok, gue selalu inget ais. Ais gede nya kayak apa ya? Ganteng gak ya? Nanti dia mau cerita ga ya kalau udah punya pacar? Masih mau gue cium lagi gak ya? Haha lucu ya.
Gue gapernah mau nyakitin perasaan siapa pun terutama cowok. Bener ini gak munafik kok. Sebenci-bencinya gue sama cowok-cowok yang nyakitin perasaan gue atau yang meninggalkan gue itu. Gue gak pengen bales dendam. Karena gue selalu inget ais setiap gue liat cowok. Apalagi setiap gue lagi sama pacar gue. Hehe. Rasanya gue gapengen marah-marah sama dia. Tapi ya gitu gue sayang sama mereka. Tapi kadang suka bikin kesel. Gue sangat gak pengen nyakitin perasaan kaum adam itu. Karena ya itu gue selalu inget ais. Terbukti setiap pacaran yang dulu-dulu gue gak pernah mutusin mereka. Kecuali ada hubungan yang complicated dan gada yang mau mengakhiri. Terpaksa gue yang bertindak. Gue gak mau mereka sakit. Cukup gue aja yang merasakan itu semua. Makanya gue suka kasian kalo ada cowok yang diputusin tiba-tiba. Ceweknya selingkuh lah, dimainin lah, diporotin lah, di ini lah itu lah. Harusnya cowok itu lebih pinter dari cewek. Haha.
Cowok emang begitu sifatnya dari dulu. Gada yang bisa merubah sifat alamiah mereka. Begitu juga cewek. Itu gunanya saling melengkapi.
Gue sering nulis di blog karena gue bingung mau cerita ke siapa. Dengan ini gue perasaan sedih gue bisa berkurang sedikit demi sedikit. Terimakasih untuk yang sudah membaca :)
Gue pengen cerita sama pacar gue. Cuma kan dia lagi sibuk mikirin sekolahnya yang sebentar lagi berakhir. Gue gak mau membebani dia dengan cerita gue ini. Mungkin nanti kalo ada waktu yang sudah pas. Pasti gue bakal cerita ke dia semuanya.
Gue Cuma berharap keluarga gue kembali seperti semula.
Tuhan. Tolong.