Friday, January 20, 2012

Bahagia Itu Sederhana

Mengapa selalu seperti ini?
Tidak bisa kah aku seperti mereka,Tuhan?
Sedikit saja seperti mereka..aku tak meminta banyak
Hanya sedikit
Iri adalah sifat yang sangat di benci Tuhan.
Dalam jenis apapun itu. Seperti apapun itu.
Tetap di benci Tuhan.
Tapi kenapa Tuhan, kau selalu memberi rasa itu.
Sifat itu selalu ada di belakangku. Menghantuiku.
Hmm..aku tak tahu jelasnya seperti apa
Kadang terlintas begitu saja di pikiran. Tidak membutuhkan waktu banyak.
Sifat itu sudah siap dirasakan.
“senang ya jika ada yang selalu memperhatikan, walaupun sifat nya basa-basi. Tapi itu penting”
“senang ya jika ada yang mengirim kan mu pesan Selamat pagi. Tanpa harus berpikir panjang”
“ senang ya jika ada yang merindukan kita. Dan tidak malu untuk mengakui nya”
“senang ya jika ada menggangap dirimu seseorang yang spesial. Dan berpengaruh sangat penting”
Senang sekali.
Tapi mungkin kesenangan itu hanya sesaat. Tapi sangat berarti.
Senang dengan bahagia bedanya apa?
Susah untuk di dapat atau susah untuk di rasakan?
Entah.
Sedikit agak mengellikan. Tapi entah mengapa semua yang menggelikan atau kau anggap tidak penting itu adalah yang sangat dibutuhkan. Semua orang terlalu munafik untuk mengatakan itu semua tidak penting atau itu semua tidak dibutuhkan. Orang-orang yang mengatakan seperti itu justru adalah orang-orang yang sangat kesepian. Tapi mereka berpura-pura. Sifat iri itu sifatnya sangat kuat dan akan datang selalu di berbagai pandangan.
Rasanya sangat Iri disaat teman mendapatkan banyak omelan dari pacar nya. Betapa perhatiannya pacar mu itu. Dia sangat memikirkan mu. Dan mengkwahatirkan mu.
Rasanya sangat iri ketika ada yangdatang menjemput mu. Meskipun yang datang menjemput bukan seorang pangeran berkuda putih melainkan seorang pengawal kerajaan yang datang hanya menggunakan sepeda tua nan antik. Tapi itu sungguh menyenangkan. Dia sangat takut untuk membiarkan pulang sendiri.
Rasanya sangat iri ketika ada yang tiba-tiba cemburu. Itu sangat lucu. Sungguh dia orang yang sangat menyayangi mu setulus hati. Dia sampai terbakar api cemburu karena takut kehilanganmu.
Rasanya ya seperti itu. Rasa yang sudah lama hilang.
Aku tidak dapat merasakan itu semua.
Kosong. Meskipun sudah ada yang mengisi hati ini.
Dia?
Aku tidak mau dia hilang. Dia baru di garis start Tuhan, tolong.
Apakah kau mau berulang-ulang melakukan hal yang sama untukku?
Sudah terlalu banyak ingatan pahit di pikiran ini. Jangan menambah nya lagi
Aku tak ingin. Sama sekali
Tuhan...
Seperti diam tapi sebenarnya banyak bicara. Seperti ada nyatanya tak ada.
Seperti kamu yang selalu membuat ku tersenyum
Sederhana saja.
Aku tidak menyuruh mu untuk melakukan semua yang ku inginkan seperti yang aku tulis.
Tetap membuat ku tersenyum. Hati ku.
Karena dengan cara itu, aku tidak merasa kesepian lagi.
Iron Heart,
Bonbinabila

No comments:

Post a Comment